Saya seharian di rumah, kerja lewat HP saja. Mau pergi makan, main atau liburan kapan saja bisa. Karena kerjanya lewat HP saja dan sifatnya menyenangkan sekali, jadi tingkat stress-nya tergolong rendah.
Sambil pergi liburan masih ketak-ketik HP dan closing orderan pun tak masalah, keluar uang sekaligus dapat pemasukan kan bagus, minimal impas jadi rekeningnya tidak bolong.
Namanya aja dagang dan bisnis, tentu penghasilannya tidak pasti. Kadang sehari dapat 300rb, kadang 750rb, kadang sejuta, kadang lima juta, dapat 13 juta per hari juga pernah. Jadi per bulan kadang dapat penghasilan bersih 30 juta, 50 juta, 100 juta, 150 juta lebih juga pernah. Bisa diatur sendiri ingin dapat penghasilan berapa, disesuaikan dengan usaha kinerjanya.
Tidak banyak teman dan orang lain yang memahami pilihan hidup saya ini. Sebagian besar lebih memilih menjadi karyawan atau profesional yang bekerja di institusi tertentu. Jam kerja per harinya jelas dan tetap, beban kerjanya kadang banyak kadang dikit, penghasilannya sudah tetap dan pasti. Terima penghasilan di tanggal sekian, jumlah sekian, yang tiap bulan kurang-lebih sama. Teman saya macam-macam, ada yang berpenghasilan 3 juta per bulan, 5 juta per bulan, 10 juta per bulan, sampai 50 juta lebih per bulan.
Saya dulu sebetulnya juga ingin jadi seperti Teman-teman saya itu. Jadi karyawan profesional, karyawan tetap, dapat gaji tetap dan pasti. Tapi kemudian saya beranjak dewasa dan menyadari bahwa hidup itu bukan sekedar pekerjaan dan uang. Ada keluarga, pasangan dan kepentingan diri sendiri yang harus diperhatikan juga.
Saya merasa bersalah karena lebih sering di tempat kerja daripada di rumah, bertemu klien lebih sering daripada bertemu adek-adek saya, lebih sering ngobrol dengan kolega daripada dengan Mama saya, lebih sering mendengarkan curhatan teman daripada curhatan Mama, menghasilkan uang yang hanya cukup buat keperluan pribadi–tidak bisa membantu finansial Mama dan keluarga padahal saat itu dikejar-kejar debt collector.
Di saat yang seperti itu, kemudian saya dipertemukan dengan kesempatan berbisnis yang bisa dikerjakan di rumah saja dengan peluang penghasilan yang pantas, bisa sampai belasan juta per hari sesuai kinerja dan tingkat penjualan kita. Gak pakai mikir dua kali, kesempatan itu langsung saya ambil.
Ketika berada di persimpangan, ketika harus memilih, utamakan kepentingan keluarga dan orang tua, Karena keluarga adalah segalanya. Insya Allah hasilnya akan selalu baik. Ketika kita susah, sakit dan menua; keluargalah yang biasanya ada untuk kita; bukan klien, teman, kolega, apalagi boss.
Sebaik-baiknya boss kita, tidak mungkin dia mau membantu kita ke kamar mandi ketika kita sakit dan sulit berjalan. Sebaliknya, ibu kita pasti mau sebab kita ini buah hatinya.
Pertanyaannya, mengapa seringkali kita justru lebih mengutamakan boss daripada ibu/orangtua kita? Kalau boss telepon, kita langsung berangkat secepat kilat. Kalau ibu/ayah yang telepon ingin bertemu, kita ogah-ogahan karena tidak punya uang untuk diberikan ke mereka.
Irma Vania Oesmani
WA/Telegram: 08585-2069-888
Telepon: 08128-9888-994
Pin BBM: D18C9C7B